Cita-cita bangsa Indonesia
yang luhur perlu dikawal dan diluruskan, dengan apa? Tentu saja dengan tawaran
solusi Islam yang telah diusung oleh KAMMI.
Yang kedua, jargon Muslim
Negarawan ini diartikan sebagai perwujudan salah satu visi KAMMI yaitu untuk
mencetak pemimpin-pemimpin masa depan. Yah.., kita sama-sama telah memahami
bagaimana pentingnya berdakwah, khususnya berdakwah melalui kepemimpinan, yaitu
kepemimpinan yang dipegang dan dikelola oleh kader dakwah, demi menegakkan amar
ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana tertulis pada salah satu paradigma gerakan
KAMMI yaitu; Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI.
OK, sekarang ada satu
pertanyaan besar yang harus dijawab oleh KAMMI, yaitu; Sejak dilahirkan pada
1998, seberapa jauh KAMMI telah mewujudkan salah satu visinya ini? (sebelum
antum melanjutkan membaca tulisan ini, stop disini dulu, coba antum jawab
dengan pemikiran antum sendiri pertanyaan diatasi!)
Pertanyaan tersebut pernah
Ana lontarkan kepada ketua KAMMI pusat, akh Taufik, jawaban beliau cukup
diplomatis, beliau mengatakan bahwa jika visi tersebut sudah dicapai tentunya
KAMMI akan merumuskan visi yang baru, dengan kata lain salah satu visi KAMMI
ini belum tercapai.
Memang kalau sekarang kita
saksikan, coba saja cari pemimpin-pemimpin nasional atau paling tidak tingkat
regional yang merupakan kader KAMMI, kalaupun ada jumlahnya sedikit., berbeda
ketika kita bandingkan dengan TNI yang acap kali kader-kadernya muncul sebagai
pemimpin bangsa ini. Atau paling tidak bandingkan dengan saudara kita sesama
organisasi pergerakan mahasiswa, HMI, PMII ataupun GMNI -yang memang lebih tua
dari KAMMI- kader-kader mereka sudah banyak yang tampil sebagai
pemimpin-pemimpin bangsa ini.
Seharusnya ini dapat
menjadi tambahan motivasi bagi kader-kader KAMMI untuk kemudian serius
mengembangkan kapasitas diri demi mewujudkan visi tersebut. Kader-kader KAMMI
harus berpandangan jauh ke depan sebagai calon pemimpin-pemimpin masa depan
bangsa ini. Kader KAMMI jangan sampai hanya menganggapnya angan-angan di langit
yang susah untuk dicapai atau sekedar iming-iming buat para kader baru. Visi
ini sangat realistis dan sangat mungkin untuk dicapai oleh kader KAMMI, bahkan
oleh SETIAP KADER KAMMI !.
Sistem pengaderan serta
iklim keorganisasian di KAMMI sangat kompeten dalam mencetak kader-kader
sebagai calon pemimpin masa depan bangsa ini, ditambah lagi satu kelebihan yang
utama jika dibandingkan dengan organisasi pergerakan mahasiswa lainnya, yaitu
filosofi ketuhanan dan spirit jihadnya.
Satu lagi yang sangat
penting dalam mendukung cita-cita besar ini, yaitu latihan!. Latihan sangat
penting dalam menciptakan suatu kompetensi tertentu. Seperti seorang yang
belajar mengemudikan mobil, tidak cukup hanya sekedar teori atau buku tutorial
saja, perlu latihan secara teratur dan bertahap untuk dapat lihai menguasai
teknik mengemudikan mobil. Seorang pemimpin besar juga perlu latihan, latihan
secara teratur dan bertahap. Mulai dari memimpin kelompok-kelompok kecil sampai
organisasi besar, sebelum akhirnya dapat memimpin bangsa ini.
Di KAMMI sebagaimana
organisasi-organisasi pengaderan lainnya, latihan-latihan tersebut telah
dibiasakan sejak awal, mulai dari seorang ketua panitia kegiatan, ketua
departemen, ketua komisariat, KAMDA dan seterusnya. Namun semua ini belum
cukup, latihan menghadapi dunia luar (luar organisasi), sangatlah penting dalam
sisi lain pengembangan kapasitas diri kader. Dalam konteks KAMMI, dapat
dikatakan dunia luar tersebut adalah dunia kampus, lengkap dengan adanya
OMEK-OMEK lain selain KAMMI, serta orang-orang ‘netral’ di sana. Sebagai calon
pemimpin, kader-kader KAMMI harus berani dan mampu berbenturan (berbenturan
disini, bukan hanya bermakna kontra saja, tetapi juga berhubungan, bekerjasama
dan berkompetisi, meskipun dimungkinkan juga untuk kontra atau terjadinya
konflik).
Hal ini sangat perlu guna
menempa kompetensi kader dalam memimpin. Kampus merupakan ladang yang sempurna
sebagai ajang latihan, disana ibarat miniatur negara. Apalagi KAMMI sebagai
OMEK (Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus), di sinilah fungsi dakwah yang harus
diperankan oleh kader KAMMI. OMEK, termasuk di dalamnya KAMMI, sebagai lembaga
aspiratif ekstra kampus, yang nota bene memiliki kaderisasi dan pewacanaan
lebih, sangat dibutuhkan demi dinamisasi gerakan mahasiswa di kampus-kampus,
tak terkecuali di UM tercinta.
Alfa Camp, 16/01/’08 (Tulisan ini ditulis 4 tahun lalu, namun direpost sekarang, dikarenakan 'boyongan iqbalali.com dari WP ke Blogger)
*
Penulis adalah Kadep Kastrat KAMMI UM, 2007/2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar