Setelah terjadi proses transkripsi pada materi genetik, langkah selanjutnya adalah proses translasi, namun begitu, produk transkripsi ini tidak lagsung serta merta melanjutkan ke trahap berikutnya, melainkan ada sedikit modifikasi untuk menyiapkannya, proses ini disebut sebagai MODIFIKASI PASCA TRANSKRIPSI (modifikasi setelah proses transkripsi).
- Transkripsi dan Translasi pada Prokariot
Pada prokariot, translasi molekul mRNA sering kali dimulai sebelum
proses transkripsi usai. Hal ini disebabkan molekul mRNA disintesis dan
ditranslasi pada jarak 5’-3’dan juga dapat disebabkan karena tidak adanya
membran inti yang memisahkan transkripsi dengan translasi seperti pada eukariot
- Transkripsi dan Translasi pada Eukariot
Pada eukariot proses
transkripsi dan translasi tidak terjadi secara bersamaan, karena transkripsi
terjadi pada inti sedangkan translasi terjadi
pada sitoplasma. Berbeda dengan
proses transkripsi dan translasi pada prokariot yang dapat terjadi secara
bersamaan. Proses transkripsi dan translasi pada eukariot lebih kompleks
daripada prokariot. mRNA pada eukariot berasal dari transkrip gen primer yang
melalui beberapa tipe proses, antara lain:- Pembelahan sebagian besar mRNA prekursor (pre-mRNAs) menjadi molekul mRNA yang lebih kecil.
- Penambahan kelompok 7-methyl guanosin (mRNA “caps”) pada ujung 5’ molekul.
- Penambahan kira-kira 200 nukleotida panjang yang merupakan urutan nukleotida adenilet (“poly-A tails”) pada ujung 3’ molekul.
- Melengkapi formasi atau susunan dengan protein yang spesifik.
Pembelahan termasuk
dalam konversi pre-mRNAs menjadi mRNAs yang sering kali diikuti pemindahan
leader sequences (urutan dari ujung 5’ sampai kodon inisiasi translasi) dan
noncoding sequences (intervening sequences or introns yang berada di antara
coding sequences). Masing-masing gen transkrip dapat melakukan beberapa atau
seluruh tipe proses tersebut. Tidak semua mRNA mengandung 5’cap dan tidak
semuanya mengandung poly-A.
Sebagian besar RNAs
nonribosom yang disintesis dalam nukleus sel eukariot mengandung sebagian besar
molekul yang berbeda ukurannya. RNA ini disebut RNA inti heterogen (hnRNA).
Proses cepat pada hnRNA besar atau molekul pre-RNA dalam nukleus terjadi
setelah hasil transkripsi jelas kelihatan dalam: 1) sebagian besar RNA
nonribosom yang disintesis dalam nukleus menurun dengan cepat; 2) susunan
molekul mRNA yang lebih kecil dipindahkan menuju sitoplasma.
Translasi pada eukariot
dianalogkan dengan translasi pada prokariot kecuali: 1) kelompok protein dari
methyonil-dRNAi Afet tidak dibentuk;2) sebagian besar mRNA eukariot dipelajari
untuk memperoleh monogenik.
Perpindahan Rantai
Intron melalui Penyambungan RNA
Sebagian besar gen
eukariot tingkat yang lebih tinggi mengandung noncoding intervening sequences
atau intronsseparating the coding sequences or axons. Sedangkan transkrip
primer mengandung seluruh urutan gen dan noncoding sequences yang di potong
selama proses.
Mekanisme penyambungan
dengan menggabungkan urutan dengan tepat pada nukleotida tunfggal untuk
meyakinkan bahwa kodon pada ekson distal ke intron terbaca dengan tepat dan
benar.
Penamaan subscibps
mengidentikasikan frekuensi dari basa umum tiap-tiap posisi. N mengindikasi
bahwa sebagian dari 4 standar nukleotida yang ditunjukkan pada posisi yang
diindikasi. Ekson-intron junction memiliki perbedaan dalam gen tRNA gen
struktural dalam mitokondria dan kloroplas, yang menggunakan mekanisme
penyambungan RNA ysng berbeda.hanya satu urutan pendek yang ada di dalam intron
gen inti yang disebut TACTAAC box. TACTAAC box memunculkan pemilihan untuk
purin dan pirimidin yang lain pada masing-masing sisi.
Sisa adenin pada posisi
enam dalam TACTAAC box lengkap dan diketahui untuk menentukan petunjuk dari
reaksi penyambungan. Urutan sisa intron pada sebagian besar gen inti sangat
divergen atau berbeda dan muncul secara acak. Intron gen mitokondria dan
kloroplas mengandung urutan konserv yang berbeda dengan gen inti.
Tiga tipe yang berbeda
penyambungan RNA
Penemuan intron non
koding dalam gen menstimulasi pengaruh yang penting dalam mekanisme pemindahan
intron selama pengekspresian gen. 3 kelas intron yang sangat umum dan sangat
penting dalam ekspresi gen eukariot, antara lain:
- intron tRNA prekursor yang dipotong melalui pembelahan endonukleotik dan reaksi ligasi yang dikatalisasi oleh enzim endonuklease dan ligase.
- intron rRNA prekursor Tetrahymena yang dipindahkan dengan autokatalisasi dalam reaksi unik oleh molekul RNA itu sendiri.
- intron transkrip pre-mRNA inti yang dipotong dalam reaksi dua tahap yang umumnya membawa partikel ribonukleoprotein yang disebut splikeosom.
Penyambungan tRNA
Prekursor: Nuklease dan Ligase khusus
Reaksi penyambungan
prekursor tRNA telah dilakukan secara terperinci pada ragi Saccharomyces.
Penyambungan dilakukan secara in vitro baik pada sistem maupun temperatur
penyambungan mutan telah digunakan dalam pemotongan pada mekanisme penyambungan
tRNA pada S.cerevisiae. penghilangan intron pada tRNA prekursor yeast dilakukan
dalam dua tahap yaitu:
- Membran inti dan splicing endonuklease membuat due potongan yang sama pada ujung akhir intron.
- Splicing ligase menggabungkan dua bagian tRNA untuk menghasilkan bentuk matang molekul tRNA
Pembelahan tRNA
menghasilkan ujung 5’OH dan kelompok fosfat siklik 2’-3’ pada ujung 3’. Tahap
kedua proses ligasi menyangkut 4 reaksi yang terpisah, yaitu:
- Reaksi pertama adalah penambahan kelompok fosfat pada ujung 5’-OH, reaksi ini membutuhkan aktivitas kinase dan donor fosfat (ATP)
- Kelompok fosfat 5’ diaktifkan dengan mentransfer kelompok AMP menuju terminus intermediet AMP-ligase
- Fosfat siklik 2’-3’ dibuka oleh aktivitas phophodiesterase cyclic yang menghasilkan 2’ fosfat dan 3’ hidroksil bebas.
- Reaksi ligase terakhir melalui pemecahan 3’-OH bebas pada interior 5’ fosfat dengan melepaskan AMP.
Dua tahap penyambungan
intron tRNA tersebut akan terjadi pada organisme. Pada tumbuhan terjadi reaksi
yang sama, tetapi tidak sama dengan yang terjadi pada mamalia.
Penyambungan
autokatalisis rRNA prekursor Tetrahymena
Dalam biologi
peristiwa metabolisme terjadi dengan bantuan reaksi enzim katalis. Enzim umumnya
membutuhkan senyawa protein, yang merupakan polipeptida tunggal dan
kadang-kadang heteromultimer yang komplek, dan senyawa nonprotein kotaktor
untuk menjalankan fungsi enzim. Dalam intron rRNA prekursor Tetrahymena reaksi
enzim terjadi tanpa membutuhkan banyak protein, ini merupakan penemuan besar
dalam biologi.
Autokatalisis pada
intron rRNA prekursor Tetrahymena tidak membutuhkan energi eksternal dan
proten. Akan tetapi membutuhkan transfer ikatan fosfoester tanpa adanya
kehilangan atau penambahan ikatan. Reaksi ini juga membutuhkan nuklusida guanin
atau nukleotida dengan kelompok 3’-OH bebas sebagai kofaktor dan kation
monovalen dan divalen. Aktivitas autokatalitik dipengaruhi oleh struktur
sekunder intron atau sedikit pengaruh dari struktur sekunder molekul RNA
prekursor.
Point kunci dari
reaksi penyambungan autokatalitik terjadi secara intramolekular dan dan tidak
tergantung konsentrasi. RNA prekursor memungkinkan pembentukkan pusat aktif
yaitu ikatan kofaktor guanosin 3’-OH.
Penyambungan pre-mRNA:
snRNAs, snRNPs dan Spliceosome
Intron dalam mRNA
prekursor inti melalui 2 tahap pemotongan seperti pada intron yeast dan
Tetrahymena. Penyambungan inti pre-mRNA tidak dibelah oleh simple splicing
nuklease dan ligase atau autokalitik, tetapidilakukan oleh RNA kompleks atau
struktur protein yang disebut Spliceosome. Spiceosome terlihat seperti ribosom
yang terdiri dari beberapa molekul rna kecil yang disebut snRNAs dan beberapa
protein. snRNAs tidak berdiri sendiri sebagai molekul RNA bebas, tetapi bekeja
sama membentuk protein RNA inti yang kecil yang disebut snRNPs.
Lima snRNAs dinamakan
U1, U2, U4, U5 dan U6 merupakan komponen spliceosome. snRNA U1, U2 dan U5
menunjukkan 3 partikel snRNP yang berbeda, masing-masing mengandung snRNA
tunggal. snRNA U4 danU6 bersama-sama dalam snRNP keempat. Tahap penyambungan
pre-mRNA inti meliputi tahap pertama yaitu pembelahan pada ujung 5’ intron dan
susunan fosfodiester molekular berada di antara 5’rantai karbon G pada sisi
pembelahan dan 2’rantai karbon konserve sisa A di dekat ujung 3’ intron. Tahap
ini terjadi pada spliceosome komplet dan membutuhkan hidrolisis ATP. snRNA
kedua akan ditambahkan pada penyambungan komplek yang menjadi snRNP U2 yang
diikat pada urutan konsensus yang mengandung 100% residuA. Pada akhirnya U5
snRNPs berikatan pada daerah penyambungan 3’ dan U4/U6 snRNP akan bertambah dan
berkembang menjadi spliceosome yang lengkap.
Pada thap kedua reaksi
penyambungan daerah penyambungan 3’ intron dibelah dan dua akson digabungkan
dengan penyambungan fosfodiester 5’-3’ sehingga mRNA yang sudah dipotong siap
untuk dikirimkan menuju sitoplasma dan melanjutkan proses translasi pada
ribosom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar