1 Okt 2012

Keong Mas dan Tembakau (Laporan Penelitian)

Berikut ini merupakan cuplikan dari penelitian sederhana, hasil dari tugas proyek mata kuliah Avertebrata yang dibina Ibu Sri Endah (Biologi UM), tentang pengaruh air perasan tembakau terhadap mortalitas hama keong mas.
Proyek ini disusun dan dilaporkan oleh saya sendiri dan rekan saya saudari Afni Susanti. Berikut laporannya;

LATAR BELAKANG
Keong mas atau sering disebut hama keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) merupakan makanan potensial bergizi tinggi bagi manusia yang mulai diperkenalkan ke Asia sekitar tahun 1980 dari Amerika Selatan (Brazil dan Argentina) melalui Taiwan (Sebastian dalam www. Applesnail. net). Tingginya nilai gizi yang terkandung dalam keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck)
menarik minat pemerintah dan juga pihak swasta untuk lebih mengembangkan hewan bercangkang ini. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) masuk ke Indonesia pada tahun 1983 dan akhir-akhir ini berkembang pesat dan diperdagangkan di DKI Jakarta, Jawa barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta dan Sumatra selatan (Wardoyo, 1991 dalam Suardana, 1998:27). Akan tetapi peledakan populasi keong mas ini justru mengubah statusnya dari hewan ternak yang dikonsumsi atau sebagai hewan hias menjadi hama padi yang merusak ratusan hektar sawah di Indonesia antara lain seperti yang terjadi  di wilayah Cilacap pada tahun 1997 (www.kompas.com).

Meledaknya hama keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) pada lahan persawahan telah menimbulkan banyak kerugian bagi para petani dan pemerintah Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan larangan untuk membudidayakan keong mas di sawah-sawah, kolam-kolam maupun genangan air yang berdekatan atau memiliki kemungkinan terbawa ke persawahan. Para petani di Indonesia, dalam pengendalian hama keong mas banyak menggunakan moluskasida sintetis yang harganya mahal serta mengganggu organisme non target termasuk manusia sendiri.

Pada penelitian ini, kami menggunakan tanaman yang mengandung racun bagi keong mas yang dapat digunakan sebagai alternatif moluskasida alami yang harganya relatif lebih murah dan lebih aman bagi lingkungan dibanding moluskasida sintetis yang beredar di pasaran. Tanaman beracun tersebut adalah tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin dan berpotensi sebagai zat aditif perangsang susunan syaraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan neuro pemancar. Efek nikotin yang terkandung dalam daun tembakau ini akan menyempitkan pembuluh darah, menurunkan nafsu makan dan menyebabkan kematian. (www.republikaonline.com). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kefektifan tanaman tembakau sebagai moluskasida alami bagi keong mas, kami melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Air Perasan Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) terhadap Mortalitas Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck)”.

KAJIAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan lima kali ulangan dan empat perlakuan. Subyek yang digunakan adalah keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck).

Variabel
Ada beberapa variabel yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
  • Variabel bebas; penambahan air perasan daun tembakau (Nicotiana tabacum)       dengan konsentrasi berbeda yaitu 1%, 2%, 3%, dan 4%.
  • Variabel terikat; mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) yaitu waktu kematian keong mas setelah diberi perlakuan.
  • Variabel kontrol; jenis keong mas , tempat perlakuan, tempat dan waktu aklimasi, berat badan keong mas, volume air habitat asli keong mas sebanyak 75 ml, volume perasan air perasan daun tembakau sebanyak 25 ml, suhu, dan intensitas cahaya.

Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tahap persiapan
  • Mencari keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) di hulu sungai Bureng, desa Karangsuko, Pagelaran, Malang.
  • Memilih sampel, yaitu keong mas dengan rentang berat antara 1 gram sampai 2 gram.
  • Mempersiapkan air perasan daun tembakau (Nicotiana tabacum) yang diperoleh dari desa Brongkal, Pagelaran, Malang.

Tahap aklimasi
  • Menempatkan keong mas yang telah dipilih sebagai sampel dalam ember besar bersama air habitat aslinya.
  • Memberi makan berupa daun talas yang sudah dipotong kecil-kecil pada keong mas dalam ember tersebut.
  • Mengganti air dalam ember setiap hari dimana pergantian dilakukan dengan menyisakan air tersebut setengah dari volume awal, kemudian ditambah dengan air baru dari habitat asli.
  • Aklimasi dilakukan selama 7 hari.

Tahap penelitian
  • Mempersiapkan instrumen penelitian dengan mengebon beberapa peralatan yang dibutuhkan di Laboratorium Biologi.
  • Menimbang daun tembakau dengan neraca digital sesuai dengan konsentrasi yang akan dibuat.
  • Membuat perasan air perasan daun tembakau dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4%. Misalnya untuk air perasan daun tembakau dengan konsentasi 1%, diperoleh dari 1 gram daun tembakau yang diblender bersama 100 ml aquades.
  • Memasukkan air perasan daun tembakau sebanyak 25 ml untuk masing-masing konsentrasi pada gelas platik berisi siput murbai dan air dari habitat asli.
  • Melakukan percobaan ini dengan 5 kali ulangan.
  • Mengamati setiap satu menit sekali sampai keong mas tersebut mati dan mencatat waktu kematiannya.
  • Membuat grafik hubungan “Pengaruh Pemberian Air Perasan Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck)

Tahap dokumentasi
Mencatat waktu kematian dan memasukkannya dalam tabel data hasil pengamatan.
Mendokumentasikan kegiatan penelitian dengan bantuan kamera

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 November 2006 sampai 2 desember 2006 di ruang 210 gedung Biologi O5, Jalan Gombong, Universitas Negeri Malang. Waktu penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, sedangkan tempat aklimasi di desa Karangsuko, Pagelaran, Malang, dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal      31 Oktober 2006 sampai 6 November 2006.

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) yang ditemukan di hulu sungai Bureng, desa Karangsuko, Pagelaran, Malang. Sedeangkan sampel yang digunakan adalah keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) yang memiliki berat antara 1 sampai 2 gram dengan ciri-ciri cangkang berwarna kuning kehijauan, agak memanjang, warna tubuh hitam kecoklatan dengan bintik-bintik kuning muda dan telur berwarna merah muda.

Instrumen Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada proyek ini antara lain sebagai berikut.

Alat:
  • 25 buah gelas plastik
  • 2 buah timer
  • 1 unit blender besar
  • 5 buah pipet
  • 1 unit neraca digital
  • 4 sendok pengaduk
  • 2 buah makro pipet 10 ml
  • 2 buah makro pipet 5 ml
  • 2 buah gelas ukur
  • 2 buah beaker glas 500 ml
  • Kamera

Bahan:
  • Daun tembakau
  • Aquades 1 liter
  • Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck)
  • Kertas label

Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan observasi secara langsung yaitu mengawasi peristiwa-periatiwa yang terjadi selama proses penelitian termasuk mencatat waktu kematian keong mas kedalam tabel hasil pengamatan.    

Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Anava dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan air perasan air daun tembakau terhadap mortalitas keong mas. Dan uji BNT untuk mengetahui konsentrasi air perasan  daun tembakau yang paling efektif dalam membunuh keong mas.

PAPARAN DATA PENELITIAN

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN
Dari hasil analisis data diketahui bahwa Fhitung (336,452381) > F 5% (3,24) sehingga disimpulkan, pemberian air perasan daun tembakau (Nicotiana tabacum) berpengaruh terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck).

Penyebab matinya keong mas (Pomacea canaluculata Lamarck) ini disebabkan adanya pengaruh dari senyawa nikotin yang terkandung di dalam tanaman tembakau (Nicotiana tabacum). Nikotin ini merupakan senyawa alkaloid atau senyawa heterosiklis yang dapat diisolasi dari daun tembakau dengan menggunakan pelarut alkohol, klorofrom, eter, petroleum eter atau air. Dalam penelitian ini digunakan air perasan daun tembakau sebab nikotin sebagaimana kita ketahui juga larut dalam air. Nikotin memiliki sifat yang sangat beracun sehingga dapat berpengaruh/meracuni tubuh melalui sistem pernafasan atau bahkan melalui absorbsi kulit. Nikotin juga mampu merangsang susunan syaraf pusat (SSP) sehingga dapat mengganggu keseimbangan neuropemancar dan dialami dalam waktu 3-5 menit. Efek senyawa ini juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang bahkan berakhir pada kematian (www.republikaonline.com).

Setelah keong mas diberi perlakuan berupa penambahan air perasan daun tembakau, tampak dengan jelas bahwa hewan ini memberikan respon khusus. Pada penambahan air perasan daun tembakau dengan konsentrasi 1 %, keong mas yang semula bergerak dengan aktif, berubah menjadi kurang aktif. Keong mas yang semula menempel di dinding gelas secara perlahan terlepas dari dinding gelas tersebut, lalu badan hewan ini keluar masuk dari cangkangnya secara kontinyu dan terus menggeleng-gelengkan kepalanya sampai mantel dan kepalanya masuk ke dalam cangkang sampai tidak keluar lagi. Dari hasil pengamatan, ciri khusus keong mas yang sudah mati adalah mantelnya masuk ke bagian terdalam cangkang dan mantel tersebut tampak berkerut serta mengeluarkan lendir. Keong mas yang diberi air perasan daun tembakau dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4% menunjukkan respon yang relatif sama, hanya berbeda dalam hal waktu kematiannya, maksudnya perilaku yang ditunjukkan oleh keong mas setelah diberi perlakuan relatif sama dengan durasi yang berbeda. Pada konsentrasi tinggi durasinya lebih cepat, sehingga kematiannya juga lebih cepat. Pada perlakuan dengan konsentrasi 4%, keong mas ini lebih cepat mati dibanding konsentrasi yang lain sebab kadar nikotin yang terlarut dalam air perasan daun tembakau ini lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 1%, 2% dan 3%.

Dalam penelitian ini perlakuan kontrol (yang tidak ditambahkan air perasan daun tembakau) tidak diikutkan dalam analisis data sebab perlakuan kontrol ini hanya berperan sebagai pembanding antara keong mas yang masih hidup dan yang sudah mati. Dari perlakuan kontrol ini juga dapat diketahui bahwa kematian keong mas benar-benar disebabkan oleh pemberian air perasan daun tembakau, terbukti pada perlakuan kontrol keong mas tetap hidup.

Dari pembahasan di atas jelas bahwa nikotin yang terkandung di dalam daun tembakau bersifat racun yang dapat membunuh keong mas sehingga dapat di gunakan sebagai moluskasida alami. Sebelumnya nikotin ini juga sering digunakan sebagai insektisida dan zat penolak serangga (repellent). Insektisida atau repellent dari nikotin ini digunakan untuk membasmi dan mengendalikan serangga-serangga bertubuh lunak dan hewan-hewan penghisap seperti kutu daun dan wereng (Sudarmo Subiyakto: 1990:38). 

KESIMPULAN
  • Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
  • Pemberian air perasan daun tembakau berpengaruh terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck).  
  • Konsentrasi air perasan daun tembakau yang paling efektif membunuh keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) adalah konsentrasi 4%.

SARAN
  • Perlu penelitian lebih lanjut menegenai tanaman lain yang dapat dijadikan alternatif moluskasida alami selain tanaman tembakau.
  • Dari hasil penelitian dan kesimpulan ini penulis menyarankan adanya tindak lanjut oleh pihak yang bersangkutan, terutama lembaga pertanian untuk memanfaatkan tanaman tembakau sebagai moluskasida alami.
  • Konsentrasi air perasan daun tembakau 4% dapat digunakan sebagai moluskasida alami karena efektif membunuh keong mas yang menjadi hama bagi tanaman padi.

DAFTAR PUSTAKA

  • Anonim a1. Tanpa tahun. Tembakau. www.stockpix.com. Diakses tanggal 5 Desember 2006.
  • Anonim b. Tanpa tahun. Nikotin. www.wikipedia.com. Diakses tanggal 5 Desember 2006
  • Anonim c. 2006. nikotin Dalam Tembakau, Sifat dan Dampaknya. www.Republikaonline.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2006.
  • Nurrosjid, Burhan. Tanpa tahun. Nikotin Lebih Cepat Merambah ke Otak. www.kapanlagi.com. Diakses tanggal 14 November 2006.
  • Rosyadi, Mohammad Imron.2000. Studi Pengaruh Perbedaan Letak Daun pada Batang Tanaman Tembakau (Nicotiana tabakum) terhadap Kadar Nikotin Daun Tembakau Pamekasan Madura. Malang: Skripsi tidak diterbitkan.
  • S.Sebastian, Leocadio. 2000. Opsi-opsi Pengendali Siput Murbai. www.applesnail.net. Diakses tanggal 14 November 2006.
  • Suardana, Pande Made. 2003. Pengaruh kapur terhadap Pertumbuhan Berat Basah, Panjang dan Tebal Cangkang Keong Mas (Pomacea canalikulata). Malang: Skripsi tidak diterbitkan.


Artikel dengan topik terkait:

Tidak ada komentar:

Copyright by Iqbal Ali. Diberdayakan oleh Blogger.