Terinspirasi dengan hasil penelitian saya yang berjudul Pengaruh Air Perasan Tembakau (Nicotianan tabacum) terhadap Mortalitas Hama Keong Mas, maka saya mencoba menyusun sebuah LKTM yang berjudul Penggunaan Ekstrak Tembakau sebagai Pemberantas Hama Wereng. Dalam artikel ini, saya hanya cantumkan sekilas latar belakang dari LKTM tersebut, semoga bermanfaat.
Hama wereng (Nilaparvata lugens) telah lama menjadi momok para
petani padi, acap kali serangan wereng dapat menghancurkan harapan pak tani,
berhektar-hektar sawah mereka bisa gagal panen karena serangan sang wereng.
Beberapa laporan serangan wereng, misalnya seperti yang terjadi di deli
serdang, Petani Deli Serdang, Sumatera Utara, meresahkan populasi hama yang
kian membesar. Keberadaannya di batang padi dikhawatirkan akan merusak
pertumbuhan padi. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menetapkan keadaan
peringatan bahaya atas kondisi tersebut (www.kompas.com).
Luas areal pertanaman
padi di Jawa Barat yang diserang hama wereng batang cokelat (WBC), terus
meluas. Serangga yang telah membuat ratusan hektare tanaman padi di pantai
utara (pantura) Jawa Barat puso dan ribuan hektare lainnya terancam gagal panen
itu, juga mengancam areal pertanaman padi di daerah lain, termasuk di Kab.
Bandung (www.pikiranrakyat.com).
Serangan hama wereng
ini jelas-jelas telah banyak merugikan para petani, sehingga banyak dari para
petani yang menggunakan pembasmi hama buatan yang diproduksi oleh pabrik yang
didapatkan di pertokoan. Keefektifan pembasmi hama ini awalnya cukup bagus,
namun lama kelamaan hama mulai resisten sehingga para petani menambah
konsentrasinya. Akibat penambahan konsentrasi dan penggunaan yang terus
menerus, menjadikan insektisida ini sebagai masalah baru. Sisa-sisa insektisida
yang mengendap di daun, kulit buah dan tanah telah menjadi pencemar baru yang
mencemari lahan pertanian, akibatnya bukan Cuma wereng saja yang mati, tetapi
hewan-hewan lainnya termasuk manusia yang mengkonsumsi hasil pertanian
tersebut, kesehatannya menjadi terganggu.
Alih-alih menambah
hasil produksi, yang terjadi adalah kemunduran mutu produk yang dihasilkan
pasalnya produk-produk tersebut telah terkontaminasi oleh insektisida.
Permasalahan ini
membawa para petani dalam dilema yang besar, disatu sisi mereka harus melawan
serangan hama wereng yang mengancam sawah-sawah mereka, sedangkan di sisi lain
lingkungan mereka juga harus diselamatkan dari pengaruh buruk lingkungan.
Banyak kalangan ilmuan khususnya dibidang biologi pertanian mencoba menawarkan
solusi, misalnya dengan penggunaan musuh alami, atau pemberantasan hama secara
manual sampai metode tumpang sari dan lain-lainnya. Dari beberapa metode yang
ditawarkan tersebut, beberapa ada yang berhasil dan yang lainnya kurang
berhasil.
Oleh sebab itu
dibutuhkan terobosan-terobosan baru guna mengatasi masalah tersebut. Salah
satunya adalah yang coba kami tawarkan melalui tulisan ini. Di sini kami
melihat ada sebuah potensi dalam tanaman tembakau (Niconiana tabacum)
sebagai pemberantas hama wereng yang ramah lingkungan dan harganya pun relatif
lebih murah. Selain itu senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun tembakau (Niconiana tabacum) merupakan senyawa organik yang
relatif lebih mudah diuraikan dari pada senyawa buatan, sehingga dapat
mengurangi efek pencemaran.
Dalam daun tembakau (Niconiana tabacum) terkandung senyawa nikotin yang
berpotensi sebagai zat aditif perangsang susunan syaraf pusat (SSP) yang
mengganggu keseimbangan neuro pemancar. Efek nikotin ini bagi organisme akan
menyempitkan pembuluh darah, menurunkan nafsu makan dan menyebabkan kematian. (http://www.republikaonline.com). Hal ini juga
berpengaruh pada wereng sehingga dengan pemberian air perasan daun tembakau (Niconiana tabacum) ini, diharapkan dapat mengurangi
atau bahkan menghilangkan gangguan wereng di sawah, sehingga hasil panen dapat
maksimal.
Artikel dengan topik terkait:
Pemberantasan Hama Keong Mas dengan Tembakau
Artikel dengan topik terkait:
Pemberantasan Hama Keong Mas dengan Tembakau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar