Ada satu metode yang cukup berbeda dengan
metode-metode yang sebelum-sebelumnya, yaitu metode non floristik, sesuai
dengan namanya, metode ini tidak menghiraukan jenis tanaman ataupun
klasifikasinya, seperti apa? baca terus!
Metode ini biasanya dilakukan untuk memahami jumlah
materi organik yang dapat dihasilakan oleh suatu komunitas tumbuhan. Variabel
yang dipakai bisa berupa produktivitas primer maupun biomassa.
Metode ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
berdasarkan penelaahan organisme hidup/tumbuhan tidak berdasarkan taksonominya,
sehingga dikenal dengan pendekatan non-floristika. Pendekatan lainnya adalah
didasarkan pada penelaahan organisme tumbuhan secara taksonomi, atau pendekatan
floristika.
Metode non-floristiaka tealah dikembangkan oleh banyak
pakar vegetasi. Seperti Du Rietz (1931), Raunkiaer (1934), dan Dansereau
(1951). Yang kemudian diekspresiakan oleh Eiten (1968) dan Unesco (1973). Danserau
membagi dunia tumbuhan berdasarkan berbagai hal, yaitu bentuk hidup, ukuran,
fungsi daun, bentuk dan ukuran daun, tekstur daun, dan penutupan. Untuk setiap
karakteristika di bagi-bagi lagi dalam sifat yang kebih rinci, yang
pengungkapannya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf dan gambar.
Bentuk
HidupMetode ini, klasifikasi bentuk vegetasi, biasanya dipergunakan dalam
pembuatan peta vegetasi dengan skalakecil sampai sedang, dengan tujuan untuk
menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan penutupannya, dan juga masukan
bagi disiplin ilmu yang lainnya (Syafei,1990).
Sumber:
·
Michael,
P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: UI Press.
·
Rohman,
Fatchur.dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
·
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan.
Bandung: ITB.
* disusun oleh fila, bulan
jini, aida, ulfa dan iqbal)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar