Sperma vs Ovum, menarik kan judulnya (narsis!), ok disini
akan kita bahas tentang tahap-tahap pembentukan sperma dan ovum. Tujuannya,
setelaha dik-adik selesai membaca artikel ini, adik-adik diharapkan sudah mampu
membedakan proses Spermatoganasis pada lelaki dan oogenesis yang terjadi pada
wanita.
1. Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke
sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus
seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan
yatim, 1990).
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali
yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer.
Spermatosit
Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti
selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak,
yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti
dengan meiosis II. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel
benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan
Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang
meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan.
Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa
kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa
ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom
itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan
kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung
enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
2. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga
yang dibutuhkan untuk motilitas.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke
dalam vas deferen dan ductus ejakulotorius.
2. Oogenesis
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam
ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex
ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel
primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa
kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom
(2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin,
dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf
mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum
membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena
mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih
kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom
haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran
kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid
tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan
salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian
kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan
genetik yang polanya berbeda.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila
kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua
atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
3. Fertilisasi
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses
peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat
genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim
(1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah
spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim
hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat
menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata
dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan
dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera
setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum
mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma,
sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
Semoga
bermanfaat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar