Sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. `Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan
menghasilkan urin yang merupakan hasil sisa metabolisme (soewolo, 2003). Dalam keadaan normal, manusia
memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter,
yang mengalirkan air kemih dari pelvis
renalis (bagian
ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra,
meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita) (http://medicastore.com).
Dalam http://medicastore.com ini juga di
paparkan bahwa darah
yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. sebagian besar
bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada
dinding pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula
bowman; sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang
besar (misalnya saja beruupa protein).
Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga bowman dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah.
Urin atau air seni atau air kencing
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjagahomeostasis cairan tubuh
(http://wikipediaindonesia.com). Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan
urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah
melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga
rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini.
Fungsi utama urin adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum
menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan
urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara
medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari
tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan
mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau
yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.
Apa saja zat-zat yang terkandung di
dalam urin? Di dalamhttp://wikipedia.com dijelaskan bahwa urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah
sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.
Cairan yang tersisa mengandung urea
dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang
dimungkinkan terkandung di dalam urin. Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat
banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang
terkandung di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi
kimiawi dan anlisis secara mikroskopik.
Analisis urin secara fisik meliputi
pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu
sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis
protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada
banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai
kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik,
sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui
zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium
phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).
Nah bagi Anda yang ingin mencoba
melakukan urinalisis, berikut ada cara alat-bahan apa saja yang dibutuhkan:
Alat yang
digunakan dalam praktikum kaliini adalah, sentrifugasi dan tabungnya, tabung
reaksi, pipet panjang, penjepit tabung reaksi, urinometer, tabung urinalis,
gelas benda, gelas penutup, mikroskop, lap flanel, kertas isap, lampu spiritus,
korak api dan termometer.
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
kali ini adalah, urine segar, larutan Bennedict, larutan NaOH 5%, larutan CuSO4
1 %, indikator universal, asam sulfosalisilat, reagen millon, kristal sodium
nitroprusside, dan asam asetat.
Tentang bagaimana mekanisme /
langkah-langkahnya, silahkan klik link berikut: Cara-cara analisis urin (Urinalisis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar