Ukuran
tubuhmu tidak penting; Ukuran otakmu cukup penting;Ukuran
hatimu itulah yang paling penting -
BC Gorbes – Statemen di atas merupakan sesuatu yang layak untuk kita
renungkan. Dahulu ketika jaman ‘jadul’ orang yang bertubuh kekar, besar dan
kuat akan berharga mahal karena dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan berat,
namun seiring berkembangnya jaman, orang bertubuh besar dikalahkan oleh
orang-orang berotak besar (cerdas), terbukti banyak pemimpin-pemimpin bangsa,
pemikir-pemikir yang namanya tak lekang dimakan zaman, mereka adalah
orang-orang bertubuh kecil, contohnya saja Stephen hawkins, tokoh fisika
kontemporer tersebut begitu dihormati dan dihargai karena kecerdasannya,
padahal ia adalah seorang yang lumpuh tak berdaya, bahkan unmtuk bicara saja ia
kesulitan, di Indonesia ada BJ Habibie dan banyak lagi. Mereka semua bukanlah
orang-orang yang
berbadan besar tetapi mereka adalah orang-orang yang berotak
besar.
Namun kini orang-orang pintar tidak begitu saja sukses,
karena sesungguhnya masih ada yang lebih penting lagi dari hanya sekedar badan
yang besar atau otak yang besar atau cerdas, yaitu hati yang besar, hati
(emosi) telah memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan
hidup manusia, dan itu telah terbukti.
Banyak sekali kisah tentang kecerdasan emosi yang telah
disampaikan dalam training-training menejemen emosi, salah satunya adalah kisah
yang saya dapatkan ketika mengikuti training ESQ ini;
Alkisah beni adalah seorang yang tak terlalu pintar,
nilai-nilai kuliahnya pas-pasan bahkan sedikit ‘menghawatirkan’, ia memiliki
teman yang bernama bobby, booby adalah seorang yang pintar, nilai A adalah
makanan sehari-hari baginya, bobby menjadi bintang dalam setiap mata perlajaran
di kelas.
Beny mengalami satu masalah, ia kesulitan lulus untuk salah
satu mata pelajaran, sampai ia terpaksa mengulangi mata pelajaran tersebut
berkali-kali, namun nilainya tetap saja menghawatirkan. Namun setelah ujian
yang kesekian kalinya, akhirnya beni mendapatkan nilai A minus. Beny sangat
gembira, ia mengabarkan kesuksesannya ini keseluruh kelas, ia
membangga-banggakan nilai yang didapatkannya. Sampai ia dihadapan Bobby, agak
ragu ia menghapiri Bobby namuin akhirnya ia menyampaikan perihal
keberhasilannya tersebut kep[ada Bobby, dengan berharap bobby akan memberikan
ucapan selamat kepadanya. Namun diluar dugaan, Bobby malah berkata dengan
sinis,
‘huh, Cuma dapat A minus aja, udah girang, gua tiap hari
dapat A biasa aja!”
Hati Beny langsung hancur, ia sangat sedih dan kecewa. Beny
merasa tak berhargha setelah mendengarkan kata-kata Bobby.
Sampai datanglah Joko, Joko adalah teman Beny, nilainya biasa
saja. Namun joko dating dan menghibur Beny
“Udahlah Ben, nilai A minus itu adalah hasil usaha kerasmu,
itulah hasil terbaik yang dapat kamu perjuangkan, kamu harus bangga atas itu”
ujar jokop membesarkan hati Beny. Benypun ceria kembali, ia melupakan perkataan
Bobby dan kembali beraktifitas, setelah berterimakasih kepada Joko.
Dari kisah ini, terdapat perbedaan anatara Bobby dan Joko.
Bobby adalah seorang yang cerdas (intelegensi tinggi) sedangkan Joko bukanlah
orang dengan IQ tinggi, tetapi ia memiliki hati yang besar. Jokolah yang
memberi ketenangan di hati Beny, orang seperti Joko inilah yang dicari saat
ini.
Hati itulah intinya!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar