Indra
pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau
air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada
bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori
terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel resptor
olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti
rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius
pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel
penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak
semu.
Dalam
lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh
darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan PAS-positif.
Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran
ekskresinya terus-menerus membersihkan bagian apikal sel-sel penciuman.
Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara
tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam
keadaan siap menerima stimulus yang baru.
Pembau
dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan
dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh
reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek,
di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu,
sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga
hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
gambar reseptor pembau (sumber http://www.bebas.vlsm.org)
Referensi:
- Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji Dharma.1982. Jakarta: EGC.
- Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: JICA.
- Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II. Malang: IKIP Malang.
- http://www.bebas.vlsm.org
- (artikel ini dimodifikasi dari makalah oleh iqbal, fila iin, nanik, rila, wulan dan ucik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar