3 Apr 2013

Alergi (Hypersensitive Type 1)

Kemarin malam tiba -tiba ada yang aneh dengan tubuh saya. Pada beberapa bagian terasa hangat dan memerah, tk berapa lama, bagian yang meradang semakin  melebar dan akhirnya ke seluruh tubuh, akhirnya saya menyadari bahwa saya sedang alergi. cukup lama memang sejak terakhir kali saya alergi saat penerimaan mahasiswa baru kira-kira 4 tahun yang lalu. Lalu saya ingat2, seharian ini telah makan apa saja atau aktivitas yang memungkinkan saya terkena alergi, untuk sementara tersangkanya adalah sarapan pepes tongkol pagi kemarin. 

Tapi teman2, tahukah kenapa alergi atau secara ilmiyah disebut hipersensitivitas tipe 1, dapat terjadi? apa penyebabnya dan bagaimana menanggulanginya? Baca terus artikel ini ya!

Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

Alergi sebenarnya merupakan reaksi tubuh yang berlebihan terhadap suatu zat (umumnya protein) atau suatu keadaan (dingin, panas, berdebu dll) yang sebenarnya tidak berbahaya. Alergi bersifat spesifik, artinya hanya orang2 tertentu saja yang bisa terkena alergi. Misalnya putih telur, pada kebanyakan orang putih telur tidak menimbulkan alergi, tetapi dapat menimbulkan rasa kenyang (hehe), namun pada beberapa orang jika memakan putih telur mengakibatkan perdanagan pada klitnya. Hal seperti ini terjadi pada adik saya, sedikit saja mengkonsumsi putih telur, langsung terjadi perdanagan pada daerah leher dan sekitar bibirnya.

Ada beberapa cara dalam menentukan faktor penyebab alergi, sebagaimana disebutkan oleh imran dalam http://www.balita-anda.com:
* Menghindari zat yang dicurigai sebagai allergen, kemudian setelah gejala hilang mencoba kembali zat tersebut. Misalnya saja, bila yang dicurigai sebagai allergen adalah makanan, maka sebaiknya berhenti memakan makanan tersebut. Setelah gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat apakah terjadi reaksi yang sama.

* Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuensi serangan terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemungkinan risiko penyakit tersebut diturunkan pada anak sekitar 25%­-30%. Sementara itu, bila kedua orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%­-70%. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes alergi pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lebih lanjut bila dibutuhkan.

Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana untuk mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada kulit seseorang, dapat diketahui zat yang merupakan allergen pada orang tersebut. Zat dalam jumlah kecil disuntikkan. Bila terjadi pembengkakan pada bagian yang diberi suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan allergen.

Sedangkan untuk Mengatasi Alergi yaitu:
  • Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara.
  • Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekali.
  • Membersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan genangan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur.
  • Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui allergen-allergen yang harus dihindari.
Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah: rasa gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut; gatal pada mata; gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung meler; sesak napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan bersin-bersin, dll.

Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya  tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pemberian Antihistamin dapat membantu meringankan berbagai gejala.

Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan cara menghindari allergen. Secara teoritis, alergi memang tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi dan berat serangannya. Namun sering sekali dalam keseharian, allergen sulit dihindari. Untuk itu, diperlukan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah alergi.
kalau menurut wikipedia, alergi dapat di atasi dengan tips berikut:
  • Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun diluar rumah. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang di dalam rumah ataupun kamar tidur yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya reaksi alergi.Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun meletakkan kandang hewan peliharaan di sekitar rumah anda.
  • Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki yang dapat pula menjadi sumber rangsangan terjadinya reaksi alergi.Untuk mandi, haruslah menggunakan air hangat seumur hidup, dan usahakan mandi sore sebelum PK.17.00′. Sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan shampoo untuk bayi.Dilarang menggunakan cat rambut.
  • Jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. Jika di rumah anda terdapat banyak nyamuk, gunakanlah raket anti nyamuk.
  • Gunakan kasur atau bantal dari bahan busa, bukan kapuk.
  • Gunakan sprei dari bahan katun dan cucilah minimal seminggu sekali dengan air hangat akan efektif.
  • Hindari menggunakan pakaian dari bahan wool, gunakanlah pakaian dari bahan katun.
  • Pendingin udara (AC) dapat digunakan, tetapi tidak boleh terlalu dingin dan tidak boleh lebih dari PK.24.00′
  • Awasi setiap makanan atau minuman maupun obat-obatan yang menimbulkan reaksi alergi. Hindarilah bahan manakan, minuman, maupun obat-obatan tersebut. Anda harus mematuhi aturan diet alergi anda.
  • temui ahli. Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi. Mintalah dokter anda untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi, misalnya: dengan melakukan suntikan menggunakan ekstrak debu rumah atau dengan melakukan imunisasi Baccillus Calmette Guirine (BCG) minimal sebanyak 3 kali (1 kali sebulan) berturut-turut..
Semoga bermanfaat….

Tidak ada komentar:

Copyright by Iqbal Ali. Diberdayakan oleh Blogger.