Sebuah buku karya Anis Matta yang berjudul “Mencari Pahlawan
Indonesia”, buku ini sudah berkali-kali saya baca dan selalu saya
temukan nilai dan penyemangat baru, untuk selalu berbenah diri, terakhir
buku ini dipinjam teman cukup lama, baru kemarin dikembalikan, sehingga
saya coba2 lagi untuk membacanya, berikut ini artikel terakhir dalam
buku tersebut yang berjudul sama dengan judul buku, yaitu ‘Mencari
Pahlawan Indonesia’. Saya ingin membaginya dengan pembaca sekalian,……
Mencari Pahlawan Indonesia:
Yang saya rasakan saat ini adalah dorongan naluri; bahwa negeri ini
sedang melalui sebuah persimpangan sejarah yang rumit, sementara
perempuan-perempuannya sedang tidak subur, mereka semakin pelit
melahirkan pahlawan.
Saya tidak pernah merisaukan krisis yang melilit setiap sudut kehidupan negeri ini. Krisis adalah takdir semua bangsa. Apa yang memiriskan hati adalah kenyataan bahwa ketika krisis besar itu terjadi, kita justru mngalami kelangkaan pahlawan. Fakta ini jauh lebih berbahaya, disini tersimpan isyarat kematian sebuah bangsa.
Saya tidak pernah merisaukan krisis yang melilit setiap sudut kehidupan negeri ini. Krisis adalah takdir semua bangsa. Apa yang memiriskan hati adalah kenyataan bahwa ketika krisis besar itu terjadi, kita justru mngalami kelangkaan pahlawan. Fakta ini jauh lebih berbahaya, disini tersimpan isyarat kematian sebuah bangsa.
Bangsa Amerika pernah mengalami depresi ekonomi terbesar dalam
sejarah dari tahun 1929 hingga 1937. Selang lima tahun setelah itu,
tepatnya tahun 1942, mereka memasuki perang dunia ke-2; dan mereka
menang. Selama masa itu, mereka dipimpin oleh seorang pemimpin yang
lumpuh, dan satu-satunya president yang pernah terpilih sebanyak empat
kali, FD. Rosevelt. Tapi krisis itu telah membesarkan bangsa Amerika;
selama masa depresi mereka menemukan teori-teori makro ekonomi yang
sekarang kita pelajari di bangku kuliah dan menjadi pegangan
perekonomian jagat raya. Mereka juga memenangkan perang dunia kedua dan
berkuasa penuh di muka bumi hingga saat ini.
Itulah yang terjadi ketika krisis dikelola oleh tangan-tangan dingin
para pahlawan, mereka mengubah tantangan menjadi peluang, kelemahan
menjadi kekuatan, kecemasan menjadi harapan, ketakutan menjadi
keberanian dan krisis menajdi berkah.
Lorong kecil yang menyalurkan udara pada ruang kehidupan sebuah
bangsa yang tertutup oleh krisis adalah sebuah harapan. Inilah inti
kehidupan ketika tak ada lagi kehidupan. Inilah benteng pertahanan
terakhir bangsa itu. Tapi benteng itu dibangun dan diciptakan oleh para
pahlawan. Mungkin mereka tidak membawa janji pasti tentang jalan keluar
yang instant dalam menyelesaikan masalah. Tapi mereka membangun inti
kehidupan; mereka membangun bara hidup dan kekuatan yang tertidur
disana, di atas alas ketakutan dan ketidakberdayaan. Itulah yang
dilakukan Rosevelt. Bangsa yang sedang mengalami krisis, kata Rosevelt,
hanya membutuhkan satu hal, yaitu MOTIVASI. Sebab bangsa itu sendiri pada dasarnya mengetahui jalan keluar yang mereka cari.
Sebuah kehidupan yang terhormat dan berwibawa yang dilandasi keadilan
dan dipenuhi kemakmuran, masih mungkin dibangun di negeri ini. Untaia Zamrud katulistiwa
ini, masih mungkin dirajut menjadi kalung sejarah yang indah. Tak
peduli seberapa berat krisis yang menimpa kita saat ini. Tidak peduli
seberapa banyak kekuatan asing yang menginginkan kehancuran bangsa ini.
Masih mungkin. Dengan satu kata; PAHLAWAN. Tapi
jangan menanti kehadirannya atau menggodanya untuk datang kesini. Sekali
lagi jangan pernah menunggu kehadirannya seperti orang-orang lugu itu,
mereka menunggu Ratu Adil yang tidak pernah datang.
Merka tidak akan pernah daang. Mereka bahkan sudah ada di sini. Mereka lahir dan besar di negeri ini. Mereka adalah Aku, Kau dan Kita semua. Mereka bukan orang lain.
Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut
takdir kepahlawanan mereka; dan dunia akan menyaksikan bahwa gugusan
pulau-pulau ini akan menjelma menjadi untaian zamrud kembali yang
menghiasi leher sejarah.
Cover buku Anis Matta “Mencari Pahlawan Indonesia”
Mantab na artikelnya, yang cukup
menyadarkan saya untuk menjadi bagian dari suksesnya para pahlawan, ya
kita ini pahlawan yang tidur itu, kita mau bangun dan menyambut takdir
kepahlawanan kita, atau terus tidur hingga sampai waktu kita….?
Ayo Pahlawan, ikut bersama memajukan bangsa Indonesia, InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar