Pantai kondang merak adalah pantai eksotis yang merupakan bagian dari
jajaran pantai Laut Selatan Jawa selain ngeliyep dan tetangganya; bale
kambang. Sebagaimana pantai selatan yang lainnya, ombak di kondang merak
juga ganas dengan gelombang-gelombang besar dan tiupan angin yang cukup
kencang. Tepian pantai kondang merak bertekstur lempengan batu yang
banyak ditumbuhi berbagai macam jenis alga. Sedikit ke tengah, Anda
akan temui pulau-pulau kecil yang ditumbuhi semak belukar. Namun tetap
sebagaimana pantai-pantai yang lainnya, pada bagian teluar garis pantai
terhampar pasir putih yang meskipun tak terlalu halus, tampak tetap
mengasikkan jika dipakai berlarian tanpa alas kaki.
Seperti yang saya katakana sebelumnya, landscape pantai yang landai
dan berbatu datar ini ditumbuhi banyak sekali alga, saya bisa menemukan Glacilaria dan ulva dengan mudah, juga banyak berbagai jenis lain yang saya sudah lupa apa saja namanya,
. Selain surga alga, kondisi pantai yang landai dan cukup hangat
tersebut juga cocok untuk habitat hewan-hewan avertebrata kecil,
misalnya kelomang dan kepiting kecil dan tentu saja Nudibranch (siput laut).
Anda dapat menemukan mereka dalam berbagai ukuran dan warna, sangat
indah!. Salah satu yang sangat menarik perhatian saya adalah siput laut
berwarna ungu gelap dengan garis dan bintik biru terang, sangat indah
laksana beludru. Sumpah cantik banget!
Sepertinya pantai kondang merak ini memang sengaja di desain oleh
ALLAH sebagai habitat yang pas untuk alga dan hewan-hewan kecil
tersebut. Walaupun gelombang laut selatan terdengar menderu-deru, tetapi
suasana air di pantai sangat tenang, hal ini dikarenakan jajaran karang
yang berderet kokoh kurang-lebih seratusan meter-an dari pantai. Dari
jauh, saya dapat melihat gulungan-gulungan raksasa gelombang laut
terpecah, terpias menjadi busa-busa putih mengahadapi ‘pagar betis’ sang
karang. Sekali lagi, SubhanALLAH..!
Pada kesempatan kali ini, kami tidak begitu lama berada di pantai
kondang merak. Karena memang, tujuan kami bukanlah untuk meng-eksplore
keindahan pantai itu, kami (Aku, mas Rully dan mas Faisal) hanya
mengagendakan ‘taking pictures’ alias foto-foto doang plus observasi
sebagai pertimbangan untuk kegiatan yang sedang kami rencanakan.
Kami bertiga berangkat dari rumah saya di pagelaran tepat jam 1 siang, memang cukup siang untuk sebuah perjalan yang memakan 1-1,5 jam, hal ini dikarenakan saya ada jam ngajar di madrasah pada paginya. Perjalan dari rumah sampai daera bantur, tepatnya di pertigaan yang ke arah kondang merak dan bale kambang, perjalanan kami cukup lancar melewati jalanan beraspal, meskipun sedikit panas dan berdebu, untuk yang terakhir ini, memaksa kami beberapa kali menahan napas karena tak mau paru-paru ini dipenuhi debu. Hufttt…
Petualangan yang sebenarnya dimulai dari pertigaan arah kondang merak, terdapat papan kecil bertuliskan ‘kondang merak’ yang tak terlalu jelas penampakannya. Mulai dari tempat tersebut, jalan yang kami lalui berupa jalan tanah yang relatif sempit. Medan jalan menuju pantai kondang merak tidaklah mudah, kami harus berjuang ekstra keras mengendalikan laju motor Vega-R yang kami tunggangi agar tidak terpeleset oleh kubangan lumpur. Ya, jalan menuju kondang merak tak beraspal dan di musim hujan seperti ini otomatis lumpur dimana-mana.
Kami bertiga berangkat dari rumah saya di pagelaran tepat jam 1 siang, memang cukup siang untuk sebuah perjalan yang memakan 1-1,5 jam, hal ini dikarenakan saya ada jam ngajar di madrasah pada paginya. Perjalan dari rumah sampai daera bantur, tepatnya di pertigaan yang ke arah kondang merak dan bale kambang, perjalanan kami cukup lancar melewati jalanan beraspal, meskipun sedikit panas dan berdebu, untuk yang terakhir ini, memaksa kami beberapa kali menahan napas karena tak mau paru-paru ini dipenuhi debu. Hufttt…
Petualangan yang sebenarnya dimulai dari pertigaan arah kondang merak, terdapat papan kecil bertuliskan ‘kondang merak’ yang tak terlalu jelas penampakannya. Mulai dari tempat tersebut, jalan yang kami lalui berupa jalan tanah yang relatif sempit. Medan jalan menuju pantai kondang merak tidaklah mudah, kami harus berjuang ekstra keras mengendalikan laju motor Vega-R yang kami tunggangi agar tidak terpeleset oleh kubangan lumpur. Ya, jalan menuju kondang merak tak beraspal dan di musim hujan seperti ini otomatis lumpur dimana-mana.
Perjalanan sejauh urang-lebih 2 Km tersebut sebenarnya sangat berat,
tapi semua itu teralihkan dengan pemandangan alam di kanan dan kiri
jalan. Jalan tanah tersebut diapit oleh hamparan pepohonan besar dan
semak lebat, melihat hal tersebut, kamipun tergoda untuk berhenti
sejenak untuk mengambil gambar , setelah sepakat memilih tempat, sayapun
segera berhenti, mematikan mesin motor dan membuka helm, dan serta
merta saya bertasbih “SUBHANALLAH”, ramai sekali, berbagai macam jenis
burung berkicauan. Tampaknya suasana siang setelah hujan yang hanya
sebentar (terlihat pada rumput-rumput yang basah) mengundang para
makhluk bersayap ini untuk keluar dan mengadakan ‘konser’. Indah bukan
main. Kami berhenti cukup lama sambil mencermati satu-satu suara burung
tersebut sambil sesekali mencoba menebak jenisnya. Setidaknya, dengan
bermodal organ auditori (telinga) dan analisis otak tumpul ini, bintang
konser siang itu adalah Pycnonotus sp dan Anthus sp, yang lainnya saya tidak tahu namanya.
Setelah puas, kamipun melanjutkan perjalanan, kali ini saya tidak
memakai lagi helm KYT tercinta. Saya sudah lupa dengan alasan
keselamatan, yang ada dalam pikiran saya hanya hasrat untuk menikmati
pemandangan alam dan kesegaran udara disekitas saya. Humfffttmmmm
segaaaar. Tak lama kemudian kami telah sampai di pantai Kondang Merak.
Di sana, kami beristrahat sejenak, menguapkan rasa lelah di otot. Rupanya mas Faisal yang orang jember itu, belum pernah datang ke kondang merak sebelumnya. Ia tidak berhenti memuji-muji keindahan panorama alam di pantai ini. “Malang emang hebat” serunya……….
Di sana, kami beristrahat sejenak, menguapkan rasa lelah di otot. Rupanya mas Faisal yang orang jember itu, belum pernah datang ke kondang merak sebelumnya. Ia tidak berhenti memuji-muji keindahan panorama alam di pantai ini. “Malang emang hebat” serunya……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar