Buat para siswa, barangkali Guru kalian pernah menyatakan bahwa
metode pembelajaran yang ia gunakan adalah pembelajaran kooperatif, jadi
tahu dong seperti apa pembelajaran kooperatif itu. Atau pada kasus
lain, Anda belum tahu pengertian dari pembelajaran kooperatif, meskipun
sejatinya sudah mempraktikkan pembelajaran kooperatif. Alright, tulisan
ini akan menjelaskan tentang apa, bagaimana dan sampai mana suatu metode
atau strategi dapat dimasukkan kedalam pembelajaran kooperatif.
Slavin menyatakan bahwa “Cooperative learning methods share the idea
that students work together to learn and responsible for their teammates
learning as well as their own”, Dia menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran kooperatif
siswa belajar bersama, saling berbagi ide, dan bertanggung jawab
terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok.
Lalu menurut Sunardiyanto (2004), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling
mencerdaskan, menyayangi, dan tenggang rasa. Dalam pembelajaran
kooperatif secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling
mengasihi antar sesama siswa (Nurhadi, 2004).
Lantas, suatu proses pembelajaran yang berbasiskan pada pembentukan
kelompok siswa dapat dikatakan pembelajaran kooperatif? Tidaak!
pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya belajar dalam kelompok.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif membedakan dengan pembelajaran
kelompok yang dilakukan secara asal-asalan (Lie, 2002 dalam dalam
Tryana 2008), dalam poembelajaran kooperatif pengelompokannya secara
heterogen. Arends (2004) dalam Tryana (2008) menyatakan “The cooperative
learning model requires student cooperation and interdependence in its
task, goal and reward structures”. Dalam pembelajaran kooperatif
kegotong royongan harus diterapkan yakni saling ketergantungan positif,
Akuntabilitas perseorangan, interaksi tatap muka, keterampilan menjalin
hubungan antar pribadi (Nurhadi, 2004). Penjelasan tentang saling
ketergantungan positif, akuntabilitas perseorangan, interaksi tatap
muka, keterampilan menjalin hubungan antar pribadi dipaparkan sebagai
berikut.
1. Saling ketergantungan positif
Pembelajaran kooperatif menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan antar siswa inilah yang dimaksud dengan ketergantungan positif. Dalam ketergantungan positif tiap siswa saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar yang maksimal.
Pembelajaran kooperatif menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan antar siswa inilah yang dimaksud dengan ketergantungan positif. Dalam ketergantungan positif tiap siswa saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar yang maksimal.
2. Akuntabilitas individual
Akuntabilitas individual atau tanggung jawab individual, anggota kelompok dituntut melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam pembelajaran kooperatif meskipun dilaksanakan secara berkelompok tapi penilaian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan individual. Nilai kelompok didasarkan atas rerata hasil belajar semua anggota kelompok, oleh karena itu semua anggota kelompok harus memberi kontribusi demi kemajuan kelompok.
Akuntabilitas individual atau tanggung jawab individual, anggota kelompok dituntut melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam pembelajaran kooperatif meskipun dilaksanakan secara berkelompok tapi penilaian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan individual. Nilai kelompok didasarkan atas rerata hasil belajar semua anggota kelompok, oleh karena itu semua anggota kelompok harus memberi kontribusi demi kemajuan kelompok.
3. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok bertatap muka untuk melakukan dialog. Interaksi yang semacam ini memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar bervariasi. Interaksi ini penting karena ada siswa yang lebih mudah belajar dengan sesama siswa.
Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok bertatap muka untuk melakukan dialog. Interaksi yang semacam ini memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar bervariasi. Interaksi ini penting karena ada siswa yang lebih mudah belajar dengan sesama siswa.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sopan terhadap sesama teman, mengkritik ide bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pemikiran yang logis, tidak mendominasi orang lain dan sifat sosial lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tapi sengaja diajarkan.
Dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sopan terhadap sesama teman, mengkritik ide bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pemikiran yang logis, tidak mendominasi orang lain dan sifat sosial lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tapi sengaja diajarkan.
Menurut Slavin (1995) terdapat tiga konsep sentral yang menjadi
karakteristik pembelajaran koopertif yaitu, penghargaan kelompok,
tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses.
Penjelasan tentang penghargaan kelompok, tanggung jawab individu, dan
kesempatan yang sama untuk sukses adalah seperti berikut.
1. Group Goals. Tujuan kelompok adalah menghargai anggota kelompok
dari kemampuan yang heterogen untuk bekerja sama dan saling membantu
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan kelompok didasarkan
pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan
hubungan antar personal yang saling mendukung, membantu dan peduli.
2. Individual Accountability. Setiap anggota kelompok diharapkan
untuk menguasai materi dan penilaian oleh anggota yang lain. Adanya
tanggung jawab individu menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi
tes dan tugas lain secara mandiri.
3. Equal Opportunities for Succes. Setiap anggota kelompok mempunyai
kesempatan yang sama untuk menguasai materi pelajaran dan mendapatkan
penghargaan dari kemampuan yang diperolehnya.
Menurut Ibrahim (2000) dalam Tryana (2008), pembelajaran kooperatif dicirikan oleh stuktur tugas, tujuan dan penghargaan. Struktur tugas mengacu pada cara pembelajaran dan jenis kegiatan berupa tugas kognitif siswa dan sosial yang dilakukan siswa dalam kelas. Sedangkan struktur tujuan, guru mendorong siswa bekerja sama pada suatu tugas bersama tersebut. Struktur penghargaan memiliki ciri upaya individu untuk mendapatkan penghargaan.
Menurut Ibrahim (2000) dalam Tryana (2008), pembelajaran kooperatif dicirikan oleh stuktur tugas, tujuan dan penghargaan. Struktur tugas mengacu pada cara pembelajaran dan jenis kegiatan berupa tugas kognitif siswa dan sosial yang dilakukan siswa dalam kelas. Sedangkan struktur tujuan, guru mendorong siswa bekerja sama pada suatu tugas bersama tersebut. Struktur penghargaan memiliki ciri upaya individu untuk mendapatkan penghargaan.
Lalu apa saja contoh model pembelajaran kooperatif? Nantikan postingan berikutnya :p
Sumber:
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.
Slavin, R. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Amerika: Simon & Schuster Company.
Tryana, Antin. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (Nht) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas Vii Smp Miftahul Huda Kecamatan Ngadirojo Pacitan.Skripsi tidak dterbitkan.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.
Slavin, R. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Amerika: Simon & Schuster Company.
Tryana, Antin. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (Nht) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas Vii Smp Miftahul Huda Kecamatan Ngadirojo Pacitan.Skripsi tidak dterbitkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar