1 Apr 2013

Pulau Sempu: Bercinta dengan Alam

Setelah iseng membaca artikel tentang lingkungan,  saya jadi teringat ketika beberapa kali saya bersama teman-teman melakukan ekspedisi asal-asalan. Salah satunya yang masih begitu saya ingat adalah ketika pembubaran kontrakan. Jadi kami sekontrakan (yang kami beri nama alfa C@mp.) malakukan ekspedisi-ekspedisian ke pulau sempu. Hanya berbekal cerita dari teman yang pernah berkunjung ke pulau itu serta uang kas kontrakan yang masih tersisa, kami berdelapan menyusun rencana. Awalnya kami hendak berangkat ke sempu dengan menumpang mobil sewaan, namun hal tersebut segera kami anulir setelah tahu mahalnya harga sewa mobil apalagi kami berencana menginap di sempu tidak hanya sekedar mampir. Akhirnya kami  sepakat untuk berangkat dengan 4 sepeda motor, masing-maisng berboncengan dengan bergantian mengemudi.

Persiapan di mulai, tugas dibagi-bagi. kompor, dandang, sleeping bag serta tentu saja tenda telah disiapkan. kamipun berangkat selepas dzuhur dari kontrakan kami di tengah kota malang. Perjalanan memakan waktu 4 jam 30 menit, maklum karena memang kami belum pernah kesana sebelumnya. Sampai di sana kami segera mengurus ijin untuk masuk ke pulau sempu, di kantor jagawana (penjaga hutan) yang berada di pantai sendang biru (terpisah dari pulau sempu) kami banyak mendapatkan pengarahan serta ‘petuah’ dari sang petugas. Menjelang magrib, kami baru naik perahu kecil nelayan  menuju pulau sempu. Tepat adzan magrib perahu yang kami tumpangi tepat bersandar di pantai pulau sempu. Keadaan air laut yang sedang surut memaksa perahu untuk berhenti agak jauh dari daratan sehingga kami terpaksa berjalan melewati air sepinggang dengan menenteng segala perlengapan yang ternyata cukup banyak itu. Hal ini karena kami berubah pikiran. Kami memutuskan untuk tinggal di pulau tersebut selama seminggu……cukup nekad memang, sehingga kami membeli beberapa KG lagi beras, minyak tanah dan tentu saja beberapa ikan segar yang memang dijual murah disana.

Sampai di pantai segera kami menggelar tikar dan solat berjamaah (sholat Combo Magrib dan isya) setelah sebelumnya berwudlu dengan air laut. SubahanaALLAH kawan….. suasana sholat berjamaah di tepi pulau tak berpenghuni dan hanya di terangi nyala lampu badai, kami benar-benar merasakan betapa kuasanya Allah SWT. Di atas kami tak terlihat bulan, sehingga ribuan bintang terpampang jelas seakan sengaja ditabur di atas langit2 kamar. Di depan kami laut yang airnya hitam berkilau memantulkan cahaya lampu beberapa perahu nelayan dan ujung menara masjid di pantai sendang biru di seberang. Di belakang kami hutan, gelap sama sekali tak ada cahaya. Dan di bawah kami, pasir putih lembut dan bersih. Sekali lagi kami berucap SubhaAllah, Maha suci Allah dengan segala ciptaanNYA

Malam pertama kami lalui di pinggir pulau sempu, kami tidak mungkin melanjutkan perjalanan ke tengah pulau saat malam, terlalu beresiko…. belum lagi barang bawaan yang cukup berat. Setelah makan malam dengan ikan tuna bakar kecap yang di bumbui sekenanya yang telah kami beli di pantai sendang biru, kami segera mendirikan tenda dan segera tidur. menunggu datangnya esok pagi.

——>ooo<——

Bangun sebelum subuh, kamipun mendirikan sholat tahajud, kali ini sendiri-sendiri tak berjamaah, karena memang bangunnya tidak bersamaan. saya jadi teringat ketika bangun solat malam di perbukitan di kota batu, saat itu udara begitu dingin menusuk, tapi disini, udaranya cukup hangat dan benar-benar terasa kekhusyukan ibadah. MasyaAllah.

Setelah solat subuh kami segera membereskan tenda dan barang bawaan, seidikit saja terang kami segera masuk ke hutan menuju segara anakan yang ada di sisi yang lain pulau sempu.  Untuk menuju tempat itu kami berbekal secarik peta coretan bapak jagawana kemarin, bergegas kami menuju tempat tersebut, kami tidak mau ketinggalan pesona segara anakan di pagi hari yang telah kondang di elu-elukan teman2 yang pernah mengunjunginya.

satu jam  perjalan, akhirnya kami telah sampai di segara anakan. Langkah kami terhenti ketika melihat pantai ‘segara anakan’ dari anggel sempit tepat setelah kami keluar dari hutan. Kami meneriakkan takbir sejadi-jadinya. indah nian tak terjamah, ALLAHU AKBAR!. Kami berlari seperti anak kecil berebutan mengepung penjual eskrim keliling.

Sungguh luar biasa tempat ini, sebuah pantai dangkal yang terkurung bukit karang. di sebela pojok terdapat lubang besar menganga, dari lubang tersebut berdebur ombak laut selatan yang terkenal ganas itu. Menyembul dari bawah menimbulkan warna putih buih di antara air pantai yang buri kehujauan. Di sebalah kanan lubang itu terhampar tebing karang yang curam, mungkin kemiringannya 90 derajat, tak banyak tumbuh pohon di sana, sehingga terkesan galak dengan warnanya yang hitam legam, di sebelah kiri lubang, karangnya cukup landai, beberapa pohon tumbuh di sana. Pantai ini, airnya sangat dingin, pasirnya halus sekali, lebih halus dari tempat kami menginap semalam. Di belakang kami, di peninggiran hutan, tampak beberapa kelompok monyet macaca, mereka terlihat waspada pada kedatangan kami.

Rencana awal untuk langsung mendirikan tendapun terlupa sudah, kami serta-merta mandi berenang-renang, snorkling, bermain pasir.  Setelah sejam lebih kami puas bermain, barulah mendirikan tenda,memasak, sholat dhuha dan sedikit tadabur alam dari salah satu teman. setelah itu tidur, menguapkan lelah setelah perjalanan……

ini baru hari pertama, masih banyak cerita mengagumkan pada hari-hari selanjutnya……SEMPU ISLAND!
tunggu postingan berikutnya>…….!

Tidak ada komentar:

Copyright by Iqbal Ali. Diberdayakan oleh Blogger.