1 Apr 2013

Pulau Sempu: Guyuran Ombak Pantai Selatan

Petualangan kami di pulau sempu berlanjut. Hari ini hari pertama kami di pulau sempu, setelah puas bermain di pantai segara anakan dan tidur siang (hehe), kami mencari logistik dan segala macam keperluan untuk tenda kami. Sebagian mencari ranting untuk api unggun, yang lain mencari sumber air air tawar, karena persediaan air minum kami perkirakan hanya tinggal sehari-semalam saja. Sisanya berjaga di tenda menyipkan yang bisa disiapkan dan menjaga tenda agar aman dari serangan macaca. Jam 1 kami berangkat dan jam 3 kami kembali. Hasilnya, kayu bakar cukup banyak yang bisa dikumpulkan, setidaknya kayu-kayu itu bisa untuk api unggun semalaman. Tapi, kelompokku yang mendapatkan tugas mencari sumber air tawar hasilnya nol besar. Selama mencari selama lebih dari 2 jam, kami tidak menemukan air tawar sama sekali. Kami telah mencoba mencari kedalam hutan dan menyusuri bibir pantai, namun hasilnya tetap nihil. Kekhawatiran mulai menyusup pada pikiran kami, kami khawatir akan kehabisan air dan terpaksa pulang cepat—– tidaaak—– padahal kami masih sangat ingin menikmati indahnya pulau sempu ini.

Karena waktu mulai senja, akhirnya kami putuskan untuk pencarian air tawar dilanjutkan esok hari. Setelah usai menegakkan sholat asar berjamaah, tiba-tiba suatu peristiwa yang sangat berkesan bagi saya terjadi. Terasa getaran yang menderu dari balik tebing, tebing karang ini tepat berada di belakang tenda yang kami dirikan sehingga kami terlindung dari angin. Semakin lama semakin keras dan sekarang terasa seolah seperti gempa bumi, dan tiba-tiba BYUUUUUUURRRRR>>>> ombak super besar menghempas tebing karang dan muncratannya berjatuhan seperti air terjun, ke atas  tenda kami. Entah berapa ratus meter kubik air yang tumpah, padahal tingi tebing tersebut kira-kira 15an meter. Tenda kami yang semula tegak langsung reot dan barang-barang kami basah semua. SubhanaAllah, sungguh luar biasa kuasa ALLAH. Kami semua tertegun, sungguh, karang yang semula hitam kering kerontang tak ada pohon, kini menjadi air terjun yang deras walaupun hanya sesaat. Setelah kejadian itu kami memutuskan untuk memindahkan tenda lebih dekat ke laut untuk menghindari kejadian yang sama.

Malam datang, kami saling tertawa membicarakan kejadian sore tadi. Sekitar pukul 9 malam, aku bertemu dua orang nelayan setempat yang datang kapada kami untuk meminjam korek api. Selesai menyulut rokoknya, kami pun berbincang. Dalam sekejap aku sudah tahu bahwa mereka datang ke segara anakan ini untuk mencari teripang. Mereka mengatakan bahwa akan mulai mencari teripang setelah cukup malam dan air sudah surut maksimal. Sekitar pukul 10 malam, air sudah surut, saya memutuskan untuk turut bersama mereka mencari teripang. Allahu Akbar, kawan….. sungguh pemandangan alam laut yang sangat indah, tinggi air di pantai segara anakan ini hanya sebatas mata kaki, sedikit lebih dalam. Terlihat jelas ikan-ikan karang berwarna biru dan loreng, berada di genangan-genang air. Aku juga menemukan beberapa anemon laut yang brgerak-gerak malas. Rasanya seperti melihat tayangan di film Discovery chanel tentang dunia bawah laut. Dan yang paling berkesan buatku yaitu ketika tiba-tiba seekor ikan karang kecil berwarna merah dan putih menyembul dari balik terumbu karang. “Nemo-nemo…!”  teriakku, teringat film finding nemo yang mengisahkan seekor ikan karang seperti yang baru saja kulihat.

Setelah hampir satu jam kami berkeliling mencari holoturoidea -nama ilmiah dari teripang- kami berkumpul kembali, aku hanya mendapat beberapa ekor saja, tapi kedua nelayan tadi sudah memenuhi timba yang ia bawa dengan teripang. Mereka mohon diri untuk pulang, aku pun melanjutkan ritual harian  yang selalu kukerjakan setiap malam, tak pernah absen—TIDUR.

Eit, malam ini tidak selesai sampai di situ. entah jam berapa, perkiraan ku sekitar jam 2 sampai jam 3 dini hari, hanya terdengar suara desiran angin laut. Lalu samar-samar terdengan seperti deru mesin diesel truk tronton dan tiba-tiba….. BYUUAARRRRRRRR……..! lagi-lagi deburan ombak raksasa menghantam dinding tebing karang, walaupun air muncratan ombak tidak sampai ke tenda kami, tapi rupanya ombak kali ini jauh lebih besar. Dini hari yang mengesankan, karena kami harus berjingkat-jingkat menyelamatkan pakaian dan selimut dari sungai dadakan yang melewati tinda kami. Kejadian tersebut menelan korban, dua buah sleeping bag basah kuyup sehingga kami tidak dapat melanjutkan tidur di tenda lagi, setidaknnya untuk malam ini. Aku berseru dalam hati, seandainya saat ombak itu datang kami sedang berada di  atas perahu, apa yang terjadi tak dapat kubayangkan…….

Gelombang Laut Selatan, Sungguh hebat tak tertangguhkan.

Tidak ada komentar:

Copyright by Iqbal Ali. Diberdayakan oleh Blogger.